Jembatan Apung Kampung Laut Dihibahkan ke Pemkab Cilacap
Kementerian PUPR secara resmi menyerahkan Jembatan Apung Kampung Laut kepada Pemkab Cilacap. Jembatan ini, yang dibangun dengan bahan Expanded Polystyrene, menghubungkan Desa Klaces dan Ujung Alang di Kecamatan Kampung Laut. Jembatan ini merupakan jembatan apung pertama di Indonesia dan memiliki total biaya pembangunan sebesar Rp 1,1 miliar. Dengan adanya jembatan ini, masyarakat Kampung Laut kini memiliki akses yang lebih mudah dan cepat ke kota Cilacap, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup masyarakat setempat. Jembatan ini juga merupakan solusi inovatif untuk daerah dengan kondisi tanah yang sulit, karena dapat berdiri di atas tanah yang lunak atau di atas air.
INDONEWSPORTAL.COM – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara resmi menyerahkan Jembatan Apung yang menghubungkan Desa Klaces dan Ujung Alang di Kecamatan Kampung Laut kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap.
Jembatan ini merupakan jembatan apung pertama di Indonesia yang dibangun dengan bahan Expanded Polystyrene dan memiliki total biaya pembangunan mencapai Rp 1,1 miliar.
Penyerahan ini menandai langkah besar dalam meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antar desa di Kecamatan Kampung Laut.
Sebelum adanya jembatan apung, transportasi utama masyarakat di Kampung Laut adalah menggunakan perahu compreng. Kini, dengan adanya jembatan ini, masyarakat dapat lebih mudah dan cepat melakukan perjalanan ke kota Cilacap.
Pj Sekda Cilacap, Sujito, menyampaikan bahwa Kecamatan Kampung Laut terdiri dari empat desa, yaitu Desa Ujung Alang, Klaces, Panikel, dan Ujung Gagak, dengan total penduduk sekitar 15.000 jiwa.
Sebelum adanya jembatan apung, masyarakat Kampung Laut harus menempuh perjalanan selama 2 hingga 3 jam jika hendak menuju kota Cilacap. Keberadaan jembatan ini diharapkan dapat mempercepat perjalanan dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Keberadaan jembatan ini sangat membantu masyarakat kami, terutama dalam hal aksesibilitas dan waktu tempuh yang kini jauh lebih singkat," ujar Sujito.
Kepala Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur Kementerian PUPR, Panji Krisna Wardana, menjelaskan bahwa jembatan apung ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah kemampuannya untuk berdiri di atas tanah yang lunak atau di atas air, sehingga mengurangi biaya pondasi.
Struktur jembatan ini sangat cocok diterapkan di perairan Kampung Laut yang memiliki sedimentasi tinggi. Selain itu, biaya pembangunan jembatan ini relatif murah, hanya sekitar Rp 1 miliar untuk panjang 70 meter.
"Jembatan apung ini merupakan solusi inovatif untuk daerah dengan kondisi tanah yang sulit, dan kami berharap dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kampung Laut," jelas Panji Krisna Wardana.
Dengan diserahkannya Jembatan Apung Kampung Laut kepada Pemkab Cilacap, diharapkan dapat mendukung perkembangan pembangunan khususnya di kawasan Kecamatan Kampung Laut.
"Harapan kami, kerjasama antara Pemkab Cilacap dan Kementerian PUPR akan semakin erat serta jembatan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat," tambah Panji Krisna Wardana.
Jembatan ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur di daerah terpencil tetapi juga sebagai pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Warga Kampung Laut kini memiliki akses yang lebih baik ke berbagai layanan dan kesempatan yang sebelumnya sulit dijangkau.
Dengan peningkatan infrastruktur ini, diharapkan masyarakat Kampung Laut dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik dan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Keberadaan jembatan ini juga diharapkan dapat menarik perhatian investor untuk mengembangkan potensi wisata dan ekonomi di Kampung Laut.