Tembus 424 Kasus, Demam Berdarah Dengue Banyumas Jadi Tertinggi se Jawa Tengah

Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyumas, dari awal tahun sampai pekan ketiga April 2024, menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Saat ini, jumlah kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Banyumas sudah menembus angka 424 kasus.

22 Apr, 2024 - 15:38
Tembus 424 Kasus, Demam Berdarah Dengue Banyumas Jadi Tertinggi se Jawa Tengah
Salah satu warga Banyumas yang tengah dirawat di RS karena kasus DBD.

PURWOKERTO, BANYUMAS.INDONEWSPORTAL.COM - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyumas, dari awal tahun sampai pekan ketiga April 2024, menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.

Saat ini, jumlah kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Banyumas sudah menembus angka 424 kasus. Data tersebut disampaikan Kepala Bidang P2P Dinkes Banyumas, H. Sito Hatmoko, SKM, MKM.

Menurutnya, dengan angka kasus DBD mencapai 424 orang, jumlah tersebut dicatat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebagai data yang paling banyak dibanding 34 kabupaten/kota lainnya yang ada di Jawa Tengah.

"Artinya, Banyumas jadi peringkat pertama," kata dia.

Meski demikian, Sito mengatakan, jumlah kasus DBD di Banyumas bisa jadi yang tertinggi di Jawa Tengah. Namun, untuk tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR), angkanya masih tergolong rendah.

Dia menyebutkan, angka CFR untuk kasus DBD di Kabupaten Banyumas hanya di angka 0,47.

"Jumlah kematian untuk 242 kasus DBD yakni dua kasus. Korban meninggal dua orang. Masing-masing dari Desa Beji Kecamaran Kedungbanteng, dan dari Kelurahan Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan," kata dia.

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Banyumas pada tahun 2024 ini memang mengalami lonjakan dibanding kasus DBD pada tahun 2023 lalu.

Sito menuturkan, dari data yang ada, untuk periode yang sama pada tahun lalu, jumlah kasus DBD yang terjadi hanya sebanyak 273 kasus. Dibanding tahun lalu, untuk periode yang sama di Kabupaten Banyumas telah terjadi penambahan kasus sebanyak 169 kasus.

"Untuk tahun lalu, dari data yang kami miliki, jumlah kematian untuk kasus DBD selama satu tahun yakni ada empat kasus. Itu untuk sepanjang tahun 2023," ujar Sito.

Sito mengatakan, mengantisipasi kasus DBD, yang paling efektif itu ialah gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Selain itu, warga juga tak boleh lalai untuk terus-menerus melakukan gerakan 3M, yaitu Menguras tempat air, Menutup tempat air, dan juga Mengubur tempat yang berpotensi membuat air tergenang.

"Plus hindari gigitan nyamuk," katanya.

Tentang fogging, Sito mengatakan, fogging bisa dilakukan jika memenuhi syarat. Yakni, jika sampai 5 persen dari 20 rumah di sekitar lokus yang postif DBD itu juga positif jentik.

Namun, dia mengingatkan, gerakan fogging itu relatif kurang efektif untuk mengantisipasi serangan DBD. Pasalnya, fogging hanya membunuh nyamuk yang sudah dewasa.

Fogging tidak mematikan larva, telur, ataupun jentik nyamuk. "Yang paling efektif terap gerakan PSN dan 3M," tandasnya. (*)

Ardhi Nugroho Indonewsportal Media Reporter