Kandang Ayam di Sunyalangu Karanglewas Terbakar, Kerugian Capai Rp 1,3 Miliar
Kebakaran hebat melanda kandang ayam milik Bapak Suparno di Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, menyebabkan kerugian hingga Rp 1,3 miliar. Api yang diduga berasal dari korsleting listrik berhasil dipadamkan oleh tim pemadam kebakaran dalam waktu tiga jam. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan langkah pencegahan kebakaran di lingkungan masyarakat.
INDONEWSPORTAL.COM – Kebakaran hebat melanda kandang ayam milik Bapak Suparno di Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, pada Kamis, 25 Juli 2024. Kebakaran yang terjadi di Jalan Walangsanga RT/RW 01/01 tersebut mengakibatkan kerugian material yang ditaksir mencapai 1,3 miliar rupiah.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Banyumas, Andaru Budilaksono, menjelaskan bahwa laporan kebakaran pertama kali diterima pada pukul 11.40 WIB melalui call center.
"Setelah mendapat laporan, kami segera merespons laporan tersebut dengan mengirimkan personil Regu 1 Damkar Induk beserta tim rescue dan Regu 3 dari Pos Damkar Kembaran ke lokasi kejadian," kata Andaru.
Personil pemadam tiba di lokasi pada pukul 11.50 WIB dan langsung melakukan tindakan pemadaman. Menurut keterangan yang dihimpun oleh tim Damkar di tempat kejadian, kebakaran bermula sekitar pukul 11.15 WIB ketika terdengar suara letupan di kandang ayam.
Setelah dicek, terlihat api sudah menyala di bagian tengah atas kandang ayam. Pemilik dan warga sekitar berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, sebelum akhirnya menghubungi petugas pemadam kebakaran.
"Api berhasil dipadamkan pada pukul 14.00 WIB dengan menggunakan dua unit pemadam dari kantor induk dan satu unit dari pos Kembaran," lanjut Andaru.
Penyebab kebakaran diduga akibat korsleting listrik yang terjadi di kandang ayam. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kerugian material yang dialami cukup besar, karena menurut pemiliknya, kandang tersebut baru diisi 24 ribu bibit ayam.
Andaru juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dan memastikan instalasi listrik di tempat tinggal atau usaha mereka aman untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
Kebakaran yang melanda kandang ayam milik Bapak Suparno ini menjadi salah satu kebakaran terbesar yang terjadi di Banyumas tahun ini. Dengan kerugian mencapai 1,3 miliar rupiah, insiden ini mengguncang masyarakat sekitar yang terlibat dalam usaha peternakan.
Kandang ayam yang terbakar baru saja diisi dengan 24 ribu bibit ayam, yang dipersiapkan untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
"Ini adalah pukulan besar bagi kami. Kami baru saja memulai siklus produksi baru, dan kini semuanya hilang dalam sekejap," ujar Bapak Suparno dengan nada sedih.
Respons cepat dari tim pemadam kebakaran menjadi kunci dalam mengendalikan situasi. Dengan tiba di lokasi hanya 10 menit setelah menerima laporan, tim Damkar menunjukkan koordinasi yang efektif.
"Kami telah dilatih untuk menangani situasi darurat seperti ini. Tantangan utama kami adalah akses ke lokasi yang cukup sempit, namun kami berhasil mengatasinya," jelas Andaru Budilaksono.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Banyumas, Andaru Budilaksono, menambahkan bahwa peralatan modern dan pelatihan rutin bagi personil pemadam kebakaran merupakan faktor penting dalam menangani kebakaran ini.
"Kami menggunakan teknik pemadaman yang tepat untuk mencegah api menyebar lebih luas," tambahnya.
Insiden ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya langkah pencegahan kebakaran, terutama pada instalasi listrik yang sering menjadi pemicu utama kebakaran. Andaru Budilaksono mengingatkan agar masyarakat lebih memperhatikan kondisi instalasi listrik di rumah atau tempat usaha mereka.
"Pemeriksaan rutin terhadap instalasi listrik sangat diperlukan, terutama di tempat yang rawan seperti kandang ternak," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Banyumas berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi terkait keselamatan kebakaran kepada masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang sering kali memiliki infrastruktur listrik yang kurang memadai.
Kebakaran ini tidak hanya berdampak pada Bapak Suparno secara pribadi, tetapi juga memengaruhi ekonomi lokal. Banyak pekerja yang bergantung pada operasional kandang ini untuk penghidupan mereka.
"Kami harus mencari solusi agar bisa bangkit kembali. Mungkin perlu waktu, tapi kami yakin bisa," kata Bapak Suparno dengan optimis.
Insiden ini memicu diskusi di kalangan peternak lokal mengenai pentingnya asuransi peternakan dan investasi dalam infrastruktur yang lebih aman untuk mencegah kerugian besar di masa depan.
Dengan perhatian yang lebih besar terhadap keselamatan dan infrastruktur yang lebih baik, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Kebakaran ini menggarisbawahi perlunya tindakan pencegahan dan respons cepat dalam menangani bencana yang dapat mengancam mata pencaharian dan keselamatan masyarakat.