Kartiman, Sulap Sawah Jadi Kebun, Bisa Panen Pisang Cavendish Tiga Ton Tiap Bulan

Di wilayah Grumbul Gandusari Desa Cibangkong, tampak budidaya Pisang Cavendish milik Kartiman yang semula ialah sawah irigasi, namun kemudian disulap menjadi kebun. Di sana, ribuan batang pohon pisang diselimuti plastik bewarna biru mencolok mata siapapun yang berkunjung.

25 May, 2024 - 14:19
Kartiman, Sulap Sawah Jadi Kebun, Bisa Panen Pisang Cavendish Tiga Ton Tiap Bulan
Kartiman menggotong Pisang Cavendish dari hasil kebunnya.

Kartiman hijrah dari menanam padi ke Pisang Cavendish. Budidaya Pisang Cavendish jatuh bangun ditekuni warga RT 6 RW 2 Desa Cibangkong Pekuncen sejak tahun 2021.

Kini, tidak kurang delapan ribu pohon dimilikinya dengan hasil panen rata-rata tiga ton per bulan.

Di wilayah Grumbul Gandusari Desa Cibangkong, tampak budidaya Pisang Cavendish milik Kartiman yang semula ialah sawah irigasi, namun kemudian disulap menjadi kebun.

Di sana, ribuan batang pohon pisang diselimuti plastik bewarna biru mencolok mata siapapun yang berkunjung.

Berbicara produktivitas panen, hasilnya mencapai tiga ton per bulan.

"Kebun pisang saya lebih banyak yang berdiri di tanah kas desa. Modelnya sewa per tahun dengan luas kurang lebih tiga hektare. Alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan," katanya, Jumat (24/5/2024).

Kartiman menceritakan secara hitungan, menanam Pisang Cavendish dibandingkan padi lebih maka akan menguntungkan pisang.

Gambarannya, dengan sewa lahan sawah per satu bau atau sekitar tujuh ribu meter persegi senilai Rp 6 juta per tahun. Dia bisa menanam 1.500 batang pohon Pisang Cavendish dengan jarak tanam 2 X 2,5 meter.

Hasil panen per pohon yang didapat bisa mencapai Rp 40 ribu, dengan omset Rp 60 juta per tahun.

"Kalau padi itu setahun dua kali panen untuk satu bau paling menonjol hasil panennya Rp 15 hingga Rp 20 juta tiap panen. Jadi total panen setahun hanya kisaran Rp 30 juta," terang dia.

Disinggung mengenai penyiraman untuk kebun Pisang Cavendish saat musim kering, Kartiman mengakui, pengalaman menghadapi kemarau panjang sebelumnya, justru untuk penyiraman cenderung diabaikan.

Pertimbangannya, ketika musim kemarau pohon pisang jika lebih sering disiram justru memicu kelembapan tanah yang kurang seimbang. Itu bisa menimbulkan kerusakan pohon.

"Dari situ saya mencoba memberanikan diri tidak sering melakukan penyiraman. Menanam pisang di musim kemarau itu aman. Kita tidak terlalu risau dengan kelangkaaan air," ungkap Kartiman.

Adapun kendala yang dihadapi petani pisang di musim kemarau hanya pada waktu panen yang agak telat. Untuk saat ini, dengan jumlah panen yang tidak terlalu banyak, pemasaran Pisang Cavendish dari Cibangkong hanya dijual ke pasar lokal.

"Masa panen kalau dihitung dari usia tanam dengan perawatan yang maksimal butuh waktu enam atau tujuh bulan untuk mulai keluar jantung. Maksimal sekali maka dalam sepuluh atau sebelas bulan kita sudah panen," tutupnya. (*)

Ardhi Nugroho Indonewsportal Media Reporter