Hama Wereng Serang Sawah Petani, 650 Hektare Tanaman Padi Terancam Gagal Panen
Serangan hama wereng menyebabkan kegagalan panen padi di Kabupaten Banyumas, dengan lebih dari 650 hektar sawah terancam. Petani seperti Sairan dari Desa Karangrau, Kecamatan Sokaraja, mengalami dampak langsung dengan sawahnya yang tidak dapat dipanen. Meskipun demikian, upaya pengendalian yang dilakukan oleh tim dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas serta bantuan obat-obatan telah membantu mengatasi masalah ini.
INDONEWSPORTAL.COM - Musim panen padi di Kabupaten Banyumas dirundung masalah serius akibat serangan hama wereng.
Lebih dari 650 hektare sawah terancam gagal panen karena serangan tersebut, demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Jaka Budi Santosa.
Salah satu petani yang merasakan dampak langsung adalah Sairan (72) dari Desa Karangrau, Kecamatan Sokaraja. Sawah miliknya seluas 150 ubin (2.100 meter persegi) tidak dapat dipanen karena diserang hama wereng.
"Saya punya sawah 150 ubin, biasanya bisa panen 1,5 ton gabah. Sekarang ini semua terkena wereng, tidak ada yang bisa dipanen, tidak ada berasnya, kosong. Gagal panen ini," ujar Sairan.
Meskipun demikian, tidak semua petani mengalami kegagalan panen. Jaka menyebutkan bahwa semua kasus serangan hama wereng telah dikendalikan dan ditangani dengan baik.
Upaya pengendalian hama ini melibatkan tim dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas, Laboratorium Jatilawang, serta Direktorat Pengendalian dari Kementerian Pertanian.
"Setiap hari ada laporan terkait penanganan pengendalian, bahkan sampai ada open kamera (diskusi, red)," tambah Jaka.
Selain upaya pengendalian, pihaknya juga telah mendistribusikan bantuan obat-obatan. Namun, Jaka juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi serangan hama wereng, salah satunya adalah tanam tidak serentak.
"Sebagian besar itu karena tanam tidak serentak, artinya sama saja menyediakan makanan hama wereng itu. Kalau serentak tanam bareng, ketika panen mereka tidak dapat makanan kan mati, karena mereka berpindah-pindah," jelasnya.