Kehangatan Pancuran Pitu Baturraden Dengan Sumber Air Panas dan Keindahan Alamnya

Pancuran Pitu Baturraden adalah destinasi wisata populer di Banyumas yang menawarkan pengunjung pengalaman unik berendam air panas yang kaya akan kandungan belerang. Artikel ini mengulas daya tarik alamiah dan sejarah menarik di sekitar Pancuran Pitu serta informasi praktis untuk pengunjung.

21 May, 2024 - 20:55
Kehangatan Pancuran Pitu Baturraden Dengan Sumber Air Panas dan Keindahan Alamnya

BANYUMAS.INDONEWSPORTAL.COM - Pancuran Pitu Baturraden adalah obyek wisata di Banyumas yang terkenal akan air panas yang berumber dari Gunung Slamet.

Tak hanya menawarkan kesejukan dan keindahan alam, disini pengunjung juga dapat menikmati pemandian air panas dengan kandungan belerang yang cocok untuk kecantikan dan kesehatan kulit.

Kawasan Kecamatan Baturraden, merupakan tujuan wisata yang terletak di bagian selatan Gunung Slamet, wilayah ini menawarkan beragam objek wisata yang menarik. Setiap akhir pekan atau hari libur, Baturraden selalu ramai oleh para wisatawan.

Salah satu daya tarik utama di kawasan Baturraden adalah Pancuran Pitu. Tempat wisata ini menampilkan keunikan alam dengan air panas yang berasal dari dalam perut bumi.

Lokasinya tepat di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Untuk mencapainya, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 18,5 kilometer dari Alun-alun Purwokerto dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Jalur menuju Pancuran Pitu memerlukan perjalanan sekitar 2,5 kilometer dari gerbang masuk Baturraden yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Namun, ada juga pintu masuk lain yang memungkinkan pengunjung menggunakan kendaraan pribadi hingga ke dekat lokasi pemandian air panas tersebut.

Biaya masuk ke Pancuran Pitu Baturraden adalah Rp10.000 per orang dan Rp5.000 per kendaraan untuk biaya parkir. Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.

Selain Pancuran Pitu, terdapat juga situs bersejarah Petilasan Mbah Atas Angin yang berdekatan. Tempat ini berupa ceruk kecil yang mirip gua, dibangun layaknya rumah dengan lantai keramik putih.

Mbah Atas Angin diyakini sebagai tokoh spiritual yang menemukan Pancuran Pitu, oleh karena itu sering kali dikunjungi untuk ritual "ngalap berkah".

Kisahnya bermula dari perjalanan Mbah Atas Angin, yang dikenal juga sebagai Syekh Maulana Magribi, yang pada saat itu sedang menyebarkan agama Islam di wilayah barat Jawa Tengah.

Dalam perjalanannya, ia mendapat petunjuk cahaya yang membawanya ke tempat petilasan tersebut. Saat mengalami masalah gatal-gatal pada kulitnya, Mbah Atas Angin menemukan kesembuhan dengan berendam di air panas yang berasal dari pancuran di Gunung Slamet.

Pancuran Pitu, sesuai namanya, terdiri dari tujuh sumber air hangat yang semuanya berasal dari sumber mata air yang sama. "Pitu" adalah kata Jawa yang berarti tujuh.

Karena letaknya di lereng selatan Gunung Slamet, dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl), air di Pancuran Pitu menjadi hangat karena dekat dengan dapur magma Gunung Slamet.

Selain Pancuran Pitu, daerah sekitar seperti Guci di Kabupaten Tegal juga terkenal dengan pemandian air hangat alaminya. Berada di lereng selatan Gunung Slamet, Pancuran Pitu dikelilingi oleh hutan yang hijau dan subur.

Pengunjung dapat menikmati air hangat dengan mencelupkan kaki atau mandi di kolam yang tersedia. Asap yang mengepul dari air hangat membuatnya tampak seperti sebuah kawah dari kejauhan.

Air hangat di Pancuran Pitu kaya akan kandungan belerang yang baik untuk kesehatan kulit. Di tempat wisata ini juga tersedia layanan pijat atau lulur dengan menggunakan bubuk belerang. Pengunjung dapat membeli bubuk belerang ini untuk dijadikan mandi air hangat di rumah. (*)

Fikri Bagas Mahendra Indonewsportal Media Reporter