Satu Calhaj Banyumas Dipulangkan Karena Demensia Berat
Satu Calon Jamaah Haji (Calhaj) asal Banyumas yang tergabung di kloter 17 dipulangkan karena menderita demensia berat. Calhaj tersebut bahkan sempat mengamuk sesampainya di Asrama Haji Donohudan.
INDONEWSPORTAL.COM- Satu Calon Jamaah Haji (Calhaj) asal Banyumas yang tergabung di kloter 17 dipulangkan karena menderita demensia berat.
Sebelumnya, Calhaj tersebut mengamuk sesampainya di Asrama Haji Donohudan.
Pelaksana harian (Plh) Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kemenag Banyumas H Naufal Iskandar SHI menuturkan, yang bersangkutan sudah tiba kembali di Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kamis (16/5/2024), sebelum Subuh.
"Calhaj tersebut berkelamin laki-laki. Usiamuaa 70 tahun," kata Naufal.
Dia mengatakan, penyakit yang diderita yaitu demensia berat sehingga membuat yang bersangkutan secara Istithaah tidak layak diterbangkan ke tanah suci.
Istitha’ah adalah kemampuan jemaah haji secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan, dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban terhadap keluarga
Sementara, demensia ialah sekelompok gejala yang memengaruhi memori, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial yang cukup parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
"Calhaj tersebut asal Desa Watuagung Kecamatan Tambak. Dia tergabung dalam kloter 17. Dia ikutnya Majelis Taklim Ar-Raudoh," kata Naufal.
Naufal menjelaskan, Calhaj yang dipulangkan kembali itu pergi menunaikan ibadah haji didampingi istri.
Meski sang suami dipulangkan ke Banyumas, sang istri tetap melanjutkan terbang ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.
Naufal menyebut, Calhaj tersebut bisa diberangkatkan ke tanah suci untuk tahun depan. Namun, yang bersangkutan dengan catatan sudah tidak mengalami gangguan Demensia berat.
"Kalau untuk tahun ini sudah tidak mungkin. Statusnya tidak Istitha’ah," terang dia.
Di bagian lain, dari kloter 19 dilaporkan ada satu bus yang mengalami masalah dalam perjalanan ke Asrama Haji Donohudan. Tepatnya saat sampai di Ring Road Utara Yogyakarta.
Naufal menuturkan, awalnya tercium seperti bau sangit di dalam bus nomor delapan pembawa jemaah kloter 19. Yang berwenang kemudian memeriksa kondisi bus tersebut.
Dia mengatakan, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, jemaah kemudian dipindah ke bus cadangan untuk melanjutkan perjalanan.
"Total 10 bus yang disiapkan untuk pemberangkatan kloter 19. Alhamdulillah tidak ada keterlambatan kedatangan jemaah ke Donohudan karena persoalan bus itu," ujar Naufal. (*)