Warga di 5 Desa Kesulitan Air Bersih Akibat Terdampak Kemarau

Warga di lima desa di Kabupaten Cilacap mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau. BPBD Cilacap telah mendistribusikan sembilan tangki air bersih ke daerah-daerah yang paling terdampak. Dengan anggaran sebesar Rp 200 juta dari APBD 2024, BPBD siap memenuhi kebutuhan air bersih sepanjang ada permohonan resmi dari pemerintah desa.

INDONEWSPORTAL.COM – Warga di lima desa di Kabupaten Cilacap mengalami kesulitan air bersih akibat dampak kemarau yang melanda wilayah tersebut sejak pertengahan Mei hingga awal Juni 2024.

Untuk mengatasi krisis ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah mendistribusikan sembilan tangki air bersih ke daerah-daerah yang paling terdampak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima permintaan bantuan air bersih dari lima desa yang mengalami krisis.

"Lima desa telah mengajukan permintaan air bersih ke kami dan telah kami distribusikan," ujar Budi saat dikonfirmasi pada Selasa, 4 Mei 2024.

Kelima desa tersebut adalah Desa Bojong di Kecamatan Kawunganten, Desa Karanggintung dan Desa Gintungreja di Kecamatan Gandrungmangu, serta Desa Cimrutu dan Desa Rawaapu di Kecamatan Patimuan.

Desa-desa ini memang rutin menghadapi kekurangan air setiap kali musim kemarau tiba. "Desa-desa tersebut memang selalu menjadi langganan bencana kekurangan air apabila musim kemarau," tambahnya.

BPBD Kabupaten Cilacap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, asalkan ada permohonan resmi dari pemerintah desa setempat.

"APBD tahun 2024 telah mengalokasikan anggaran senilai Rp 200 juta untuk penyaluran bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan pada musim kemarau," jelas Budi.

Menurut pemetaan BPBD, terdapat 105 desa di 20 kecamatan yang rawan mengalami kekeringan pada musim kemarau.

Pada tahun 2023, BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih kepada 86 desa yang terdampak kekeringan.

"Pada musim kemarau kali ini baru untuk lima desa di tiga kecamatan, semoga tidak separah pada musim kemarau tahun lalu," harap Budi.

Selain distribusi air bersih, BPBD Cilacap terus memantau kondisi desa-desa yang rawan kekeringan dan siap memberikan bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

"Kami berharap cuaca bisa bersahabat sehingga tidak semakin banyak desa yang membutuhkan bantuan air bersih," ujarnya.

BPBD Cilacap juga mengajak masyarakat untuk menghemat penggunaan air dan melaporkan kondisi kekeringan di desanya.

"Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam menghadapi musim kemarau ini. Kami siap membantu, namun kerjasama dari semua pihak sangat diperlukan," kata Budi.

Dengan alokasi anggaran yang ada dan kesiapan BPBD untuk bertindak cepat, diharapkan krisis air bersih dapat diatasi sehingga tidak mengganggu kehidupan sehari-hari warga di Kabupaten Cilacap.

Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi warganya dari dampak buruk musim kemarau.