Siswa dari Jakarta Belajar Pembuatan Nopia dan Budaya Banyumas di Kampung Nopia Desa Pekunden

Kampung Nopia Desa Pekunden di Banyumas menjadi tujuan belajar siswa dari Jakarta yang ingin memahami budaya lokal, terutama dalam pembuatan nopia, sambil berinteraksi dengan warga setempat. Kunjungan ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat toleransi dan saling pengertian antarbudaya.

INDONEWSPORTAL.COM - Kampung Nopia di Desa Pekunden, Kecamatan Banyumas, semakin dikenal sebagai destinasi wisata edukasi yang menarik minat pengunjung, terutama dalam rangka kurikulum merdeka.

Kampung ini tidak hanya menyajikan wisata kuliner khas Banyumas, tetapi juga menawarkan pengalaman live in, di mana para pengunjung dapat tinggal bersama warga dan merasakan langsung kehidupan sehari-hari mereka.

Baru-baru ini, sebanyak 46 siswa dari sebuah lembaga pendidikan di Jakarta menginap selama dua malam di Kampung Nopia.

Mereka tinggal bersama warga di 14 rumah yang tersebar di desa tersebut. Ketua Wisata Kampung Nopia, Agus Silo, menyampaikan bahwa kegiatan live in ini memberikan manfaat ganda bagi warga setempat.

"Warga tidak hanya mendapatkan tambahan penghasilan, tetapi juga berperan sebagai duta budaya yang mengenalkan kearifan lokal dan keramahan khas Banyumas kepada para tamu," ujar Agus.

Ia juga menekankan pentingnya momen ini sebagai ajang untuk menunjukkan keberagaman dan toleransi, mengingat beberapa wisatawan berbeda agama dengan penduduk setempat.

Selama tinggal di Kampung Nopia, para siswa terlibat dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Mereka membantu memproduksi nopia, kuliner tradisional khas Banyumas, serta mengikuti demo pembuatan nopia di base camp wisata.

Pengalaman ini memberikan wawasan langsung tentang proses pembuatan nopia dan memperkuat ikatan antara pengunjung dan warga.

"Ini adalah kunjungan live in kedua sejak Kampung Nopia beroperasi sebagai destinasi wisata. Warga semakin siap dan antusias menerima tamu, bahkan beberapa anak yang menginap sampai menangis saat harus pulang karena terkesan dengan keramahan warga dan pengalaman yang mereka dapatkan," tambah Agus.

Untuk terus menarik minat kunjungan live in, pengelola wisata terus melakukan sosialisasi dan memperbaiki fasilitas agar semakin nyaman dan layak untuk menginap. Kebersihan dan kenyamanan rumah warga menjadi prioritas untuk memastikan pengunjung merasa betah.

Handojo, salah satu guru yang mendampingi siswa dari Jakarta, menekankan pentingnya kegiatan seperti ini untuk memperkenalkan budaya berbeda kepada siswa.

"Siswa perlu belajar budaya di luar lingkungan sehari-hari mereka untuk meningkatkan rasa penghargaan terhadap perbedaan. Kampung Nopia dengan produk lokalnya yang telah menasional, seperti nopia, sangat menarik perhatian siswa kami," ujar Handojo.

Kampung Nopia tidak hanya berperan sebagai destinasi wisata kuliner, tetapi juga sebagai sarana edukasi yang memperkaya pengetahuan budaya dan memperkuat nilai-nilai toleransi di kalangan generasi muda.

Upaya ini diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang, memberikan manfaat bagi warga dan pengunjung dari berbagai daerah.