INDONEWSPORTAL.COM — Setelah sempat tidak jelas selama bertahun-tahun, wacana reaktivasi jalur kereta api penumpang di Kabupaten Purbalingga kembali mencuat.
Rencana ini telah mulai dibahas dalam rapat dan survei bersama yang melibatkan jajaran Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) serta beberapa kabupaten lainnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Purbalingga bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan survei lapangan untuk melihat potensi jalur lama yang akan diaktifkan kembali.
Reaktivasi jalur kereta api di Purbalingga sudah menjadi topik perbincangan selama lebih dari empat tahun terakhir. Namun, hingga tahun 2023, belum ada perkembangan yang konkret mengenai pelaksanaannya.
Kepala Dinhub Purbalingga, Raditya Widayaka, mengungkapkan bahwa pihaknya masih belum memiliki kepastian mengenai realisasi proyek ini.
"Kalau yang survei belum lama ini, kami diajak menuju beberapa lokasi rel lama, termasuk yang masuk ke Purbalingga," ujarnya.
Menurut Raditya, rencana pengaktifan kembali jalur kereta api ini muncul dari inisiatif jajaran legislatif pusat yang kemudian ditindaklanjuti bersama oleh PT KAI V.
Namun, ia menekankan bahwa hingga saat ini belum ada informasi resmi yang memastikan kapan reaktivasi ini akan direalisasikan.
"Untuk kepastian realisasi kami belum ada informasi pasti," tambahnya.
Meskipun belum ada kepastian, reaktivasi jalur kereta api ini dipandang sebagai alternatif moda transportasi darat yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Jalur yang akan diaktifkan kembali mencakup rute dari Purwokerto, Sokaraja, Purbalingga, hingga masuk ke Wonosobo.
"Kami diajak cek jalur rel mulai dari Stasiun Purwokerto, Sokaraja, Purbalingga sampai masuk Wonosobo," tuturnya.
Raditya juga menyebutkan bahwa survei yang dilakukan pada tahun 2018 oleh perwakilan PT KAI dan Pemprov Jateng telah mengidentifikasi beberapa titik potensial untuk stasiun pemberhentian.
Desa yang akan dilalui jalur kereta api meliputi Pegandekan, Sumilir (Kemangkon), Wirasaba (Bukateja), dan Banjarnegara (Klampok). Jalur ini secara umum akan mencakup jalur tengah yang meliputi Purwokerto, Purbalingga, Banjarsari, Purwonegoro, Banjarnegara, hingga Wonosobo.
Meski hasil survei menunjukkan potensi besar untuk reaktivasi jalur kereta api ini, Raditya mengakui bahwa pihaknya belum diajak berkoordinasi lebih lanjut oleh pihak pusat PT KAI.
"Yang jelas, kami belum ada pembicaraan atau diajak koordinasi lagi oleh pusat PT KAI. Jadi kami tetap menunggu kabar saja," katanya.
Dengan adanya wacana reaktivasi ini, masyarakat Purbalingga berharap bahwa proyek ini dapat segera direalisasikan dan memberikan dampak positif bagi daerah tersebut.
Tidak hanya sebagai alternatif moda transportasi, jalur kereta api ini juga diharapkan mampu membuka akses yang lebih luas dan meningkatkan perekonomian lokal.
Pemerintah Kabupaten Purbalingga bersama pihak terkait berencana untuk terus mendorong pelaksanaan proyek ini, sembari menunggu kepastian dari pemerintah pusat dan PT KAI.
Dengan optimisme yang tinggi, reaktivasi jalur kereta api ini diharapkan akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat, memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan meningkatkan konektivitas antar daerah di Jawa Tengah.