INDONEWSPORTAL.COM – Pedagang jamu tradisional meraih keuntungan besar selama perayaan Idul Adha 1445 Hijriyah, dengan omzet penjualan meningkat sekitar 30 persen dibandingkan hari biasa.
Kenaikan ini disebabkan oleh tingginya konsumsi daging selama perayaan, yang mendorong permintaan akan jamu tradisional untuk menjaga kesehatan tubuh.
Ari Suswanti, seorang pedagang jamu tradisional di Kecamatan Banyumas, mengaku mulai bekerja sejak dini hari untuk memenuhi pesanan konsumen.
"Di saat konsumsi daging tinggi, pesanan jamu tradisional meningkat untuk menstabilkan kolesterol," kata Ari.
Jamu tradisional dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Konsumen memanfaatkan jamu untuk menjaga kolesterol tetap normal setelah mengonsumsi olahan daging sapi dan kambing kurban.
Selain jamu kunyit asam, permintaan untuk jamu jahe rempah, sereh, dan empon-empon juga meningkat selama Idul Adha.
Ari menjelaskan bahwa reseller rata-rata menambah pesanan hingga tiga atau empat botol jamu tradisional. Beruntungnya, musim ini bahan baku jamu tradisional melimpah dan berkualitas tinggi.
Pasokan bahan baku datang tepat waktu, sehingga Ari dan rekan-rekannya tidak kewalahan dalam memproduksi pesanan konsumen, meskipun dalam sehari bisa terjual lebih dari 200 botol.
Pelanggan menambah jumlah pesanan bukan hanya untuk konsumsi pribadi, tetapi juga sebagai suguhan bagi saudara yang mudik pada hari raya kurban.
Pemasaran jamu tradisional pun meluas hingga ke luar wilayah Kabupaten Banyumas, dengan pengiriman melalui jasa pengiriman barang.
"Kami melihat peningkatan permintaan tidak hanya dari Banyumas, tetapi juga dari luar daerah," tambah Ari. "Ini menunjukkan bahwa jamu tradisional semakin diminati oleh masyarakat luas."
Kenaikan omzet ini membawa dampak positif bagi para pedagang jamu tradisional. Mereka tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga dapat memperkenalkan lebih banyak orang pada manfaat jamu tradisional. Keberhasilan ini diharapkan dapat terus berlanjut, bahkan setelah perayaan Idul Adha usai.
Ari dan para pedagang jamu lainnya berharap tren positif ini dapat terus berlanjut. Mereka optimis bahwa jamu tradisional akan semakin diminati oleh masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan konsumsi produk alami.
Peningkatan omzet sebesar 30 persen selama Idul Adha menunjukkan bahwa jamu tradisional memiliki tempat khusus di hati masyarakat.
Ari Suswanti dan para pedagang jamu lainnya di Banyumas menikmati rejeki berlimpah dari kenaikan permintaan ini, sekaligus berperan dalam menjaga kesehatan masyarakat melalui produk-produk alami yang mereka tawarkan.
Dengan pasokan bahan baku yang melimpah dan kualitas yang terjaga, para pedagang jamu tradisional siap untuk terus memenuhi permintaan yang meningkat, baik di dalam maupun di luar wilayah Banyumas.
Tradisi minum jamu setelah konsumsi daging kurban tampaknya akan terus menjadi kebiasaan yang menguntungkan bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi para pedagang jamu.