Isu Penghapusan Pertalite, Organda Minta Ada BBM Setara Pertalite, Dinperindag Klaim Masih Aman

Isu kontroversial seputar penghapusan pertalite mencuat, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Pertamina mempertimbangkan penggantian pertalite dengan pertamax green 92. Organda Kabupaten Purbalingga meminta kebijakan agar angkutan umum tetap dapat mengakses BBM dengan harga setara. Bagaimana dampaknya pada ekonomi dan transportasi?

PURBALINGGA, INDONEWSPORTAL.COM - Kabar mengenai rencana penghapusan bahan bakar jenis pertalite oleh pemerintah telah menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan di kalangan masyarakat. Wacana ini kembali mencuat dengan adanya rencana untuk menghapus subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite baru-baru ini.

Pertamina sendiri telah melakukan kajian untuk meningkatkan kadar oktan Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi RON 90 (Pertalite) menjadi RON 92 (Pertamax Green 92). Rencananya, BBM pertalite akan dihapus dan digantikan oleh pertamax green 92.

Meskipun belum ada kepastian mengenai hal ini, namun DPC Organda Kabupaten Purbalingga angkat bicara terkait dampak dan harapan jika penghapusan pertalite benar-benar terjadi.

Ketua DPC Organda, Karyono, mengungkapkan bahwa jika hal ini terjadi, pihaknya berharap agar ada kebijakan bagi angkutan umum agar disediakan BBM dengan harga setara pertalite.

"Opsi lainnya, pertalite hanya dikhususkan bagi angkutan umum penumpang," katanya.

Karyono menekankan bahwa penghapusan pertalite akan berdampak buruk bagi semua pihak yang terlibat dalam sektor transportasi, terutama di tengah kondisi ekonomi transportasi umum yang sedang lesu.

"Penerapan kebijakan BBM baru dengan harga lebih tinggi akan menambah beban transportasi masyarakat," tambahnya.

Semua pihak, termasuk tarif angkutan umum, akan melakukan penyesuaian jika kebijakan ini benar-benar diterapkan di Purbalingga.

Meskipun demikian, Karyono menyatakan bahwa pihaknya akan mengikuti segala kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Kami tetap berharap ada subsidi untuk pelaku transportasi baik dari harga maupun ketersediaan," tegasnya.

Sementara itu, terkait jumlah penumpang angkutan umum, Karyono melihat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap angkutan umum sebagai moda transportasi darat. Ini terutama terlihat dari peningkatan jumlah penumpang.

Menanggapi hal tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga juga ikut memperhatikan perkembangan yang terjadi. Dinas tersebut meyakinkan bahwa stok dan keberadaan pertalite saat ini masih aman.

"Kami telah berkomunikasi dengan Sales Brand Manager (SBM) Pertamina, Andi Arifin. Informasi yang kami terima dari Pertamina menyatakan bahwa pertalite masih diproduksi dan belum ada kepastian terkait penghapusan BBM Ron 90 tersebut," kata Kabid Perdagangan, Wasis Pambudi.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa kabar mengenai penggantian pertalite dengan BBM Ron 92 juga belum pasti.

"Jadi, tidak perlu khawatir. Kendaraan yang menggunakan pertalite masih bisa menggunakan bahan bakar tersebut," tambahnya.

Salah satu pengguna kendaraan bermotor, Singgih Riyadi, mengatakan bahwa yang terpenting adalah stok BBM selalu tersedia dan tidak pernah "menghilang".

"Konsumen hanya bisa pasrah. Apalagi jika sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat, meskipun harga kebutuhan pokok biasanya ikut naik," katanya.