Harga Bumbu Dapur di Banyumas Melonjak Menjelang Idul Adha

Menjelang Idul Adha, harga berbagai bumbu dapur dan sayuran di Pasar Sumpiuh, Banyumas, mengalami kenaikan signifikan. Pedagang dan pembeli merasa terbebani dengan lonjakan harga ini, yang sering terjadi saat hari besar. Bawang merah, bawang putih, dan berbagai jenis cabai mengalami kenaikan harga yang cukup drastis. Para pedagang berharap harga dapat kembali stabil setelah Idul Adha, sementara pemerintah daerah terus memantau situasi untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.

INDONEWSPORTAL.COM - Menjelang Idul Adha, harga sejumlah bumbu dapur dan sayuran di Pasar Sumpiuh mulai mengalami kenaikan signifikan. Para pedagang dan pembeli merasakan dampaknya, mengingat kenaikan harga ini biasanya terjadi setiap tahun saat menjelang hari besar.

"Sepertinya karena sudah mendekati Idul Adha, harga-harga mulai naik," ujar Saropah, seorang pedagang bumbu dapur dan sayur di Pasar Sumpiuh, Kamis (30/5) di lapaknya.

Saropah mencatat bahwa kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis komoditas, tetapi hampir merata pada berbagai bumbu dapur dan sayuran yang dijualnya.

Harga bawang merah, yang sebelumnya stabil, kini melonjak menjadi Rp 45 ribu per kilogram di tingkat pedagang. Hal ini membuat banyak pembeli merasa terkejut dan sedikit kesulitan mengatur anggaran belanja mereka.

Seorang pembeli terlihat memilih bawang merah dengan ukuran lebih kecil untuk menghemat pengeluaran, meskipun ukurannya lebih kecil.

"Kenaikan rata-rata sekitar Rp 5 ribu dari harga sebelumnya. Biasanya, menjelang Idul Adha, harga bumbu dapur dan kebutuhan pokok memang meningkat," tambah Saropah.

Selain bawang merah, kenaikan harga juga terlihat pada bawang putih apel, yang saat ini dijual seharga Rp 40 ribu per kilogram. Harga bawang putih ini tidak terpaut jauh dari bawang merah, menunjukkan tren kenaikan yang serupa.

Saropah juga mencatat bahwa kenaikan harga ini bukan hanya fenomena lokal, tetapi juga terjadi di pasar-pasar lain di daerah tersebut.

Kenaikan harga tidak hanya terbatas pada bawang. Cabai merah besar dan cabai keriting juga mengalami lonjakan harga, kini dijual seharga Rp 45 ribu per kilogram. Meskipun persediaan cabai tersebut masih cukup banyak di lapak Saropah, para pembeli mulai merasa terbebani dengan harga yang tinggi ini.

Berbeda dengan komoditas cabai rawit, persediaan hampir habis karena harganya belum melonjak signifikan. Saat ini, harga cabai rawit di tingkat pedagang adalah Rp 35 ribu per kilogram.

"Cabai rawit masih terjangkau bagi banyak pembeli, tetapi kami khawatir jika tren kenaikan harga terus berlanjut, persediaan juga akan cepat habis," ungkap Saropah.

Para pedagang berharap bahwa kenaikan harga ini tidak berkepanjangan dan bisa kembali stabil setelah Idul Adha. Namun, mereka juga memahami bahwa permintaan yang meningkat menjelang hari raya besar sering kali menyebabkan harga melambung.

Saropah dan pedagang lainnya terus memantau situasi pasar dan berharap bisa memberikan harga yang lebih terjangkau bagi para pelanggan setianya.

Di tengah kenaikan harga ini, para pembeli di Pasar Sumpiuh juga berusaha menyesuaikan anggaran belanja mereka. Beberapa di antaranya mulai membeli dalam jumlah yang lebih sedikit atau memilih komoditas dengan kualitas yang lebih rendah untuk menghemat pengeluaran.

"Kita harus pandai-pandai mengatur belanjaan, apalagi harga-harga sedang naik seperti ini," ujar seorang pembeli, Rasinah, yang tengah berbelanja di pasar tersebut.

Kenaikan harga bumbu dapur dan sayuran menjelang Idul Adha menjadi perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah daerah yang terus memantau perkembangan harga dan pasokan komoditas di pasar-pasar tradisional.

Upaya-upaya untuk menjaga stabilitas harga terus dilakukan agar masyarakat dapat merayakan Idul Adha dengan tenang tanpa beban tambahan dari kenaikan harga kebutuhan pokok.