ISHIKAWA - Pada Senin (1/1), gempa dahsyat berkekuatan 7.6 Skala Richter mengguncang wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, Jepang.
Dalam respons cepat, Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan tsunami sebagai tindakan preventif.
Namun, pada Selasa (2/1), JMA resmi mencabut peringatan tsunami setelah memastikan bahwa gelombang tersebut tidak akan meluas.
Berdasarkan dokumen Press Release yang dikeluarkan, pencabutan peringatan tsunami dilakukan setelah intensifnya pemantauan terhadap perubahan muka air laut di sepanjang wilayah yang sebelumnya diberikan peringatan.
Meski begitu, JMA tetap memperingatkan para pemancing dan nelayan di sekitar pantai dan laut untuk tetap waspada.
Gelombang Tsunami di Pelabuhan Wajima dan Peringatan Gempa Susulan
Pelabuhan Wajima, yang berada di wilayah Noto dan menjadi titik episentrum gempa, mengalami gelombang tsunami setinggi 1,2 meter pada Selasa (2/1) pukul 02.33 dinihari waktu setempat.
Selain itu, dalam laporan tersebut, JMA memperingatkan mengenai kemungkinan gempa susulan di sekitar wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, Jepang, dalam beberapa hari ke depan.
"Dalam beberapa hari kedepan masih akan terjadi gempa susulan di sekitaran wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, Jepang. Berdasarkan kejadian sebelumnya, ada peluang sebesar 10 hingga 20 persen untuk terjadi gempa susulan dengan skala yang serupa dalam 2 atau 3 hari kedepan," tulis mereka dalam laporan tersebut.
Dampak Tragis Gempa 7.6 SR: Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur
Gempa berkekuatan 7,6 SR ini menyebabkan dampak tragis, dengan empat orang dinyatakan meninggal oleh Pemerintah Prefektur Ishikawa pada Selasa (2/1).
Informasi juga mengindikasikan bahwa enam orang terkubur dalam reruntuhan rumah di wilayah yang diguncang gempa pada pukul 16.10 waktu setempat.
Tak hanya korban jiwa, sekitar 30 orang mengalami luka-luka di Ishikawa dan prefektur sekitarnya. Gempa juga berdampak pada infrastruktur, dengan 32 ribu rumah di Ishikawa kehilangan aliran listrik.
Pembangkit listrik tenaga nuklir di Shika Ishikawa, bagaimanapun, tidak mengalami kerusakan yang signifikan.
Kota tua Wajima juga dilaporkan mengalami kebakaran dan runtuhnya bangunan kayu, dengan lebih dari 10 bangunan terbakar, melaporkan seorang warga setempat.
Gangguan pada Transportasi dan Respons Pemerintah Indonesia
Gempa dan gempa susulan juga mengganggu transportasi umum di Jepang, dengan layanan kereta api Shinkansen di beberapa jalur terdampak dan pembatalan 25 penerbangan maskapai All Nippon Airways dan Japan Airlines.
Layanan kereta api Tokyo-Osaka di jalur Tokaido Shinkansen sempat terhenti, menyebabkan penundaan yang mempengaruhi sekitar 100 ribu orang.
Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo dan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Osaka telah merespons dengan mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di wilayah terdampak untuk tetap waspada. KBRI Tokyo mencatat ada 3.791 WNI di Ishikawa, Toyama, dan Niigata.
BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
Menanggapi situasi, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyatakan bahwa tsunami yang terjadi di Jepang tidak berdampak pada wilayah Indonesia.
Berdasarkan analisis modeling tsunami BMKG, gempa Jepang M7.4 tersebut tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia dan negara-negara Samudra Hindia.
Tetapi, KBRI Tokyo dan KJRI Osaka terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan memastikan kondisi WNI serta mengimbau untuk melakukan evakuasi mandiri jika diperlukan.