Angka Prevalensi Stunting Banyumas Capai 20,9 Persen

Kabupaten Banyumas menghadapi tantangan serius dalam penurunan angka stunting dengan prevalensi mencapai 20,9 persen, melebihi target nasional 14 persen. Upaya sinergis melalui intervensi spesifik dan sensitif serta pendampingan aktif dari OPD dan rumah sakit menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.

INDONEWSPORTAL.COM - Kabupaten Banyumas menjadi fokus dalam upaya penurunan angka stunting di Jawa Tengah, dengan prevalensi mencapai 20,9 persen. Angka tersebut jauh melebihi target nasional tahun ini yakni 14 persen.

Hal ini diungkapkan dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang diselenggarakan oleh Pemprov Jawa Tengah di GOR Satria Purwokerto pada Rabu (12/6/2024).

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Krisianto menggarisbawahi pentingnya sinergi semua pihak dalam penanganan stunting.

"Meskipun target nasional adalah 14 persen, angka stunting di Banyumas masih mencapai 20,9 persen, sehingga perlu upaya keras untuk mencapai penurunan yang signifikan," ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Banyumas mengimplementasikan intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik meliputi aspek gizi yang diperbaiki, sementara intervensi sensitif mencakup Jambanisasi, sanitasi, dan pola asuh yang lebih baik.

Krisianto menjelaskan bahwa pendekatan ini penting untuk menangani akar masalah stunting di tingkat lokal.

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pendampingan kecamatan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan rumah sakit.

"Setiap OPD memiliki tanggung jawab mendampingi kecamatan dalam penanganan stunting, suatu pendekatan yang belum umum dilakukan di kabupaten lain," tambah Krisianto.

Acara Harganas ke-31 di GOR Satria juga menyoroti partisipasi 16 Kabupaten dan Kota dari tiga Karesidenan, yaitu Banyumas, Kedu, dan Pekalongan.

Stand-stand intervensi serentak, posyandu, upaya peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA), dan layanan konseling dari berbagai unit Pusat Pelayanan Keluarga turut menjadi bagian dari kegiatan tersebut.

"Peringatan Harganas ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum penting untuk mempercepat upaya mencapai Indonesia Emas 2045 dengan menurunkan angka stunting secara signifikan," tegas Krisianto.